Pernah nggak sih bunda merasakan ini? Sedang asyik makan malam bareng keluarga, eh si kecil tiba-tiba menangis keras tanpa alasan yang jelas. Udah dicoba digendong, diberi mainan kesukaannya, bahkan sampai ditawarin makanan favoritnya, tetap aja nggak berhenti nangis. Yang lebih bikin emosi, si kecil masih bisa senyum-senyum sendiri beberapa menit kemudian, seolah-olah nggak terjadi apa-apa.
Kalau bunda pernah mengalami situasi seperti ini, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa anak cuma manja atau sedang uji kesabaran. Karena faktanya, rewel tanpa alasan itu bisa jadi pertanda sesuatu yang lebih dalam.
Sebelum kita membahas solusinya, penting untuk memahami dulu apa sih sebenarnya yang membuat anak rewel tanpa alasan yang jelas. Rewel sendiri sebenarnya adalah bentuk ekspresi emosi anak ketika mereka merasa tidak nyaman, tapi belum bisa mengungkapkannya dengan kata-kata yang jelas.
Bayangkan bunda berada di tempat yang terlalu ramai, banyak suara bising, lampu terang menyilaukan, dan banyak orang asing yang lewat. Pasti bikin pusing dan ingin cepat pulang, kan? Nah, hal yang sama juga terjadi pada anak-anak.
Anak-anak memiliki sistem sensorik yang lebih sensitif dibanding orang dewasa. Suara mesin AC yang berdengung, tekstur makanan yang terlalu kasar, atau bahkan pakaian yang sedikit terlalu ketat bisa membuat mereka merasa sangat tidak nyaman. Tapi karena belum bisa menjelaskan dengan kata-kata, mereka mengekspresikannya dengan rewel.
Anak yang kurang tidur atau kelelahan sering kali menunjukkan perilaku rewel yang intens. Tanda-tandanya biasanya:
Padahal, yang mereka butuhkan bukan mainan baru atau camilan manis, melainkan waktu istirahat yang cukup.
Tahukah bunda bahwa anak juga mengalami fluktuasi hormon layaknya orang dewasa? Terutama saat memasuki fase pertumbuhan tertentu, tubuh anak melepaskan hormon pertumbuhan yang bisa memengaruhi suasana hati mereka.
Selain itu, saat gigi tumbuh, sistem saraf anak juga sedang berkembang pesat. Semua perubahan ini bisa membuat anak menjadi lebih sensitif dan mudah rewel.
Ini yang sering terjadi tapi jarang disadari. Anak rewel bukan karena minta perhatian dengan cara negatif, tapi karena mereka merasa tidak mendapat cukup kualitas waktu bersama orang tua.
Bukan sekadar duduk di dekat anak sambil main hp, tapi benar-benar kualitas waktu yang penuh perhatian dan interaksi. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, anak bisa mengekspresikannya dengan rewel.
Tidak semua rewel adalah hal yang wajar. Ada beberapa tanda yang perlu bunda perhatikan:
Jika anak rewel hampir setiap hari selama lebih dari 3 jam, dan sudah berlangsung selama beberapa minggu, ini bisa jadi tanda colic pada bayi atau gangguan mood pada anak kecil.
Perhatikan apakah rewel disertai:
Jika ada gejala fisik, segera konsultasikan ke dokter anak.
Anak rewel saat berada di tempat ramai, saat ada perubahan rutinitas, atau saat bertemu orang baru bisa jadi tanda sensitivitas tinggi atau kecemasan.
Ini yang paling sulit, tapi juga paling penting. Ketika anak rewel, reaksi emosional dari orang tua justru bisa memperburuk situasi. Daripada langsung marah atau panik, coba:
Setiap anak punya pemicu rewel yang berbeda-beda. Bisa jadi:
Catat pola rewel anak selama seminggu. Apakah selalu terjadi di waktu tertentu? Di tempat tertentu? Saat melakukan aktivitas tertentu?
Anak butuh prediktabilitas. Rutinitas yang konsisten memberikan rasa aman dan membantu mengatur sistem saraf mereka. Termasuk:
Setiap anak merespons teknik menenangkan yang berbeda. Coba beberapa metode ini:
Untuk Bayi:
Untuk Anak Balita:
Ini yang sering dilupakan. Anak rewel bukan berarti mereka “nakal”, tapi mereka sedang merasakan sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman.
Coba ucapkan frasa seperti:
Validasi ini membuat anak merasa diterima dan dipahami, bukan dihakimi.
Meskipun rewel adalah hal yang umum terjadi, ada beberapa situasi yang perlu mendapat perhatian lebih:
Ketika rewel anak sudah mengganggu makan, tidur, atau bermain normal, ini saatnya mencari bantuan profesional.
Anak yang rewel disertai:
Perlu evaluasi lebih lanjut oleh ahli.
Jika rewel anak sudah membuat hubungan keluarga tegang, atau membuat orang tua merasa depresi, jangan ragu untuk mencari bantuan. Ingat, orang tua yang sehat secara emosional akan lebih mampu membantu anak.
Anak yang merasa terhubung secara emosional dengan orang tua cenderung lebih stabil secara emosional. Cara membangunnya:
Semakin dini anak mengenal emosi mereka, semakin baik mereka mengelolanya. Gunakan:
Lingkungan yang tenang dan teratur membantu mengurangi overstimulasi:
Anak rewel tanpa alasan bukanlah tanda bahwa mereka manja atau sulit diatur. Rewel adalah bahasa mereka untuk mengungkapkan ketidaknyamanan yang belum bisa mereka sampaikan dengan kata-kata. Sebagai orang tua, tugas kita bukan untuk menghentikan rewel tersebut, tapi untuk memahami apa yang anak butuhkan.
Ingat, setiap anak unik. Yang bekerja untuk satu anak belum tentu bekerja untuk anak lainnya. Kunci utamanya adalah kesabaran, konsistensi, dan koneksi emosional yang kuat.
Dan yang paling penting, jangan lupa untuk merawat diri sendiri juga. Orang tua yang sehat secara emosional akan lebih mampu memberikan yang terbaik untuk anak.
Yuk, ikuti terus tips dan cerita seputar tumbuh kembang anak di Instagram: @khadekids
Jangan lupa share artikel ini ke sesama orang tua yang mungkin juga sedang menghadapi anak rewel!
Leave a Comment