Home » Keluarga & Parenting » Kenapa Anak Nggak Fokus Saat Main? Bisa Jadi Salah Stimulasinya

Kenapa Anak Nggak Fokus Saat Main? Bisa Jadi Salah Stimulasinya

Posted on 02/07/2025 by ◦ Views: 14x ◦ Category: Keluarga & Parenting

Pernahkah kamu melihat anak bermain di taman, tapi hanya beberapa menit saja sudah pindah ke mainan lain? Atau saat sedang membacakan buku cerita, anak malah merogoh-rogoh tas atau memperhatikan sesuatu yang bahkan tidak penting?

Kamu mungkin langsung bertanya dalam hati, “Kenapa sih dia nggak bisa fokus?” Lalu muncul pikiran-pikiran negatif seperti “Apakah ada yang salah dengannya?” atau “Apa aku sebagai orang tua gagal memberi stimulasi?”

Tapi tunggu dulu. Jangan cepat-cepat menyimpulkan.

Fakta mengejutkan yang jarang dibicarakan adalah bahwa ketidakfokusan pada anak usia dini bukan selalu masalah perilaku , tetapi lebih sering disebabkan oleh stimulasi yang kurang tepat untuk tahap perkembangan mereka.

Bayangkan ini: sebuah benih bunga tidak akan tumbuh subur jika disiram dengan air terlalu banyak atau terlalu sedikit. Begitu juga dengan anak-anak. Mereka butuh pemberian stimulus yang pas , baik dari segi jenis, intensitas, hingga waktu pelaksanaannya.

Dan inilah yang sering kali kita lewatkan sebagai orang tua atau pengasuh. Kita bersemangat ingin memberikan yang terbaik, tetapi kadang justru melemparkan terlalu banyak hal sekaligus—mainan elektronik, video edukatif, les sini-sana—tanpa memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan anak saat itu.

Padahal, kemampuan fokus pada anak adalah fondasi utama untuk kesuksesan belajar dan hidupnya di masa depan. Tanpa fokus, anak sulit mengatur diri, mudah frustrasi, dan cenderung tidak menyelesaikan apa pun sampai akhir.

Lalu bagaimana caranya mengetahui apakah stimulasi yang kita berikan sudah tepat? Dan apa saja langkah konkret yang bisa kita ambil agar anak bisa berkembang secara optimal?

Mari kita kupas bersama, dengan panduan praktis dan contoh nyata yang bisa langsung kamu terapkan hari ini.


1. Pahami Tahapan Perkembangan Anak

Setiap usia memiliki karakteristik perkembangan yang unik. Sebagai orang tua, kita perlu memahami apa yang bisa diharapkan dari anak sesuai usianya. Misalnya:

  • Usia 0–2 tahun : Fokus anak pada sensorik dan motorik dasar. Mereka belajar lewat rabaan, suara, warna, dan gerakan.
  • Usia 3–4 tahun : Anak mulai mengenal imajinasi dan bermain peran. Mereka masih memiliki rentang fokus pendek, biasanya sekitar 5–10 menit.
  • Usia 5–6 tahun : Kemampuan konsentrasi mulai meningkat, bisa mencapai 15–20 menit jika tertarik.

Jika kamu memberikan puzzle tingkat sulit kepada anak usia 3 tahun, maka wajar jika ia cepat bosan. Itu bukan karena dia tidak fokus, tapi karena stimulus yang diberikan tidak sesuai dengan tahap perkembangannya .

Contoh analogi: Seperti memberikan buku kuliah kepada siswa SD. Bukan karena ia bodoh, tapi karena materi belum relevan dengan kemampuan dan minat saat ini.


2. Hindari Overstimulasi

Di era digital ini, banyak orang tua terjebak dalam “semakin banyak semakin baik”. Padahal, overstimulasi justru mengganggu kemampuan anak untuk fokus .

Anak yang setiap hari disuguhi layar gadget, mainan bercahaya, dan aktivitas luar rumah tanpa henti, akan kehilangan kesempatan untuk belajar sendiri, tenang, dan fokus pada satu hal .

Coba bayangkan kamu sedang bekerja, sementara TV menyala keras, telepon berdering, dan anak menarik-narik bajumu. Apa yang terjadi? Konsentrasimu buyar. Sama dengan anak.

Langkah praktis:

  • Buat zona tenang di rumah, misalnya pojok baca atau tempat bermain tanpa gangguan gadget.
  • Berikan jeda antaraktivitas, minimal 10–15 menit untuk istirahat atau refleksi.
  • Batasi penggunaan gadget, terutama sebelum tidur.

3. Berikan Aktivitas yang Sesuai Minat dan Tantangan

Anak lebih mudah fokus jika sedang melakukan sesuatu yang ia sukai. Namun, jangan lupa, tantangan harus cukup menantang tapi tidak terlalu sulit.

Gunakan prinsip “Just Right Challenge” — yaitu aktivitas yang sedikit di atas kemampuan anak saat ini, sehingga ia termotivasi untuk mencoba lagi dan lagi.

Misalnya:

  • Anak suka mobil-mobilan → ajak membuat lintasan balap sederhana dari karton dan botol bekas.
  • Anak suka boneka → ajak bermain drama sederhana dengan tema dokter dan pasien.

Dengan begitu, anak tidak hanya asyik bermain, tetapi juga melatih kemampuan berpikir, emosi, dan motoriknya secara alami.


4. Latih Kebiasaan Fokus dengan Rutinitas Harian

Rutinitas adalah teman terbaik untuk melatih fokus. Anak yang memiliki struktur harian yang jelas akan lebih mudah menetapkan perhatiannya pada satu hal.

Cobalah buat rutinitas sederhana seperti:

  • Waktu membaca buku setiap pagi
  • Waktu merapikan mainan sebelum tidur
  • Waktu bereksplorasi di alam (bermain pasir, menyiram tanaman)

Bahkan aktivitas sederhana seperti membantu menyiapkan sarapan bisa menjadi latihan fokus yang efektif. Ajarkan anak untuk fokus pada satu langkah sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.


5. Gunakan Teknik Visual dan Cerita

Anak-anak lebih mudah memahami informasi jika disampaikan dalam bentuk visual dan narasi. Gunakan media seperti buku bergambar, papan visual, atau story telling untuk menjelaskan konsep fokus.

Misalnya, gunakan buku tentang tokoh kartun yang belajar menyelesaikan tugasnya hingga selesai. Setelah itu, ajak anak bercerita ulang atau mempraktikkan adegan tersebut.

Teknik ini membantu anak melihat proses dan hasil dari fokus , serta membangun pola pikir bahwa menyelesaikan sesuatu itu menyenangkan.


6. Jadi Contoh Nyata

Anak adalah peniru ulung. Apa yang mereka lihat, itulah yang mereka tiru. Jadi, jika kamu ingin anak fokus saat bermain atau belajar, mulailah dari diri sendiri.

Saat anak sedang asyik bermain, hindari mengganggunya dengan pertanyaan atau perintah kecil yang tidak mendesak. Tunjukkan bahwa kamu juga bisa fokus—misalnya membaca buku, menulis, atau menyelesaikan pekerjaan rumah.

Kata-kata motivasi seperti, “Ibu sedang fokus membaca buku ini, nanti kalau selesai ibu bantu ya,” bisa menjadi pembelajaran besar bagi anak.


7. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung Fokus

Lingkungan fisik dan emosional sangat memengaruhi kemampuan anak untuk fokus. Pastikan ruang bermain anak:

  • Rapi dan tidak penuh gangguan
  • Terdapat area khusus untuk bermain aktif dan bermain tenang
  • Bebas dari gangguan suara atau visual berlebihan

Selain itu, lingkungan emosional juga penting. Anak yang merasa aman dan dicintai akan lebih mudah fokus, karena tidak dipenuhi kecemasan atau ketidakpastian.


8. Libatkan Gerakan Tubuh

Aktivitas fisik ternyata bisa meningkatkan fokus anak. Penelitian menunjukkan bahwa gerakan tubuh membantu otak mengatur energi dan meningkatkan kesiapan belajar.

Ajak anak melakukan gerakan sederhana seperti:

  • Melompat-lompat di tempat
  • Menari mengikuti musik
  • Yoga anak

Setelah itu, ajak mereka bermain puzzle atau membaca buku. Hasilnya, anak lebih tenang dan fokus.


9. Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan orang tua adalah terlalu fokus pada hasil. Kita ingin anak bisa menyelesaikan puzzle, bisa membaca huruf, bisa menulis angka.

Padahal, proses eksplorasi dan percobaan itulah yang paling bernilai . Ketika anak mencoba, gagal, lalu mencoba lagi, itu adalah latihan fokus dan ketekunan yang sangat kuat.

Berikan pujian spesifik seperti:

  • “Wah, kamu mau mencoba lagi meskipun sempat kesulitan.”
  • “Ibu senang kamu tidak menyerah.”

Ini akan membuat anak lebih percaya diri dan termotivasi untuk terus mencoba.


10. Konsultasi Jika Diperlukan

Jika setelah mencoba semua cara di atas, anak tetap mengalami kesulitan fokus yang signifikan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog anak atau terapis okupasi.

Namun, ingat: tidak semua anak yang susah fokus memiliki gangguan medis . Kadang, cukup dengan perubahan kecil dalam stimulasi dan lingkungan, anak bisa berkembang lebih baik.


Kata-Kata Inspiratif untuk Orang Tua

“Anak tidak membutuhkan orang tua yang sempurna. Mereka hanya butuh orang tua yang hadir sepenuh hati.”

“Fokus bukanlah bakat lahir, tapi keterampilan yang bisa dilatih, sama seperti menendang bola atau menyanyi.”

“Setiap hari adalah kesempatan baru untuk belajar bersama anak. Jangan takut salah, yang penting terus berusaha.”


Mari Mulai Hari Ini!

Jika kamu ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang fokus, mandiri, dan percaya diri, mulailah dari hal-hal kecil. Pilih satu strategi dari artikel ini yang bisa langsung kamu terapkan hari ini.

Mungkin kamu mulai dengan membuat zona tenang di rumah. Atau mungkin kamu akan membatasi penggunaan gadget dan menggantinya dengan aktivitas bermain bersama. Tidak perlu semuanya sekaligus. Yang penting, kamu mulai.

Dan jika kamu ingin memahami lebih dalam tentang stimulasi yang tepat untuk anak sesuai usia, lengkap dengan rekomendasi aktivitas, buku, dan tips praktisnya, kami telah menyusun ebook komplit yang bisa langsung kamu unduh hari ini.

Ebook ini ditulis berdasarkan pengalaman langsung mendampingi ratusan anak dan ribuan orang tua dalam perjalanan tumbuh kembang anak mereka.

👉 Klik di sini untuk membuka ebook lengkapnya


Interaksi Pembaca

Bagaimana pengalamanmu menghadapi anak yang susah fokus? Apa tantangan terbesarmu sebagai orang tua?
Share cerita dan pertanyaanmu di kolom komentar di bawah. Siapa tahu, pengalamanmu bisa menjadi inspirasi bagi orang tua lainnya.

Dan jika artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya ke orang tua lain yang mungkin sedang mencari jawaban yang sama.

Ingat, setiap anak punya potensi besar . Tugas kita sebagai orang tua bukanlah memperbaiki mereka, tapi menemani mereka tumbuh dengan cinta dan pemahaman .

Kenapa Anak Nggak Fokus Saat Main Bisa Jadi Salah Stimulasinya 2

Share to

Kenapa Anak Nggak Fokus Saat Main? Bisa Jadi Salah Stimulasinya

Other Articles

Rahasia Sukses Menyusun Jadwal Harian
Rahasia Sukses Menyusun Jadwal Harian: Bukan Cuma untuk Pekerja Kantoran
Posted on 10/07/2025 by

Pernah merasa hari-harimu berlalu begitu saja tanpa arah, padahal kamu sudah sekuat tenaga mengatur waktu? Ada rahasia sederhana tapi efektif yang bisa mulai kamu terapkan dari sekarang — bahkan unt...

3D Shapes Matching
KhadeGame – Memory: 3D Shapes Matching Games
Posted on 09/07/2025 by

Permainan Cocokkan Bentuk 3DAyo Bermain & Belajar! Balik dua kartu sekaligus dan sebutkan nama bentuk masing-masing. Jika kedua bentuk sama, berarti kamu berhasil membuat satu pasangan (contoh: 2 ...

thumbnail-blog
Aku Benci Sekolah, Bu…
Posted on 28/05/2025 by

Saat Anak Kehilangan Semangat, Ini Cara Ibu Menjadi Pelabuhan Emosinya “Kadang kita terlalu fokus pada apa yang anak lakukan, sampai lupa mendengarkan apa yang mereka rasakan.” Pernahkah a...

Penting Tapi Sering Diabaikan Cara Ajari Anak Minta Maaf dengan Tulus
Penting Tapi Sering Diabaikan: Cara Ajari Anak Minta Maaf dengan Tulus
Posted on 02/07/2025 by

Bayangkan ini: anak Anda menangis karena kesalahan yang ia lakukan, tapi bukannya meminta maaf, ia malah membela diri. Ia tidak mengakui bahwa ia salah. Bahkan, ia berteriak, “Aku nggak salah! Aku b...

Comment (0)

There are currently no comments available

Please write your comments

Your email address will not be published. Fields marked with an asterisk (*) are required.

*

*

Kenapa Anak Nggak Fokus Saat Main? Bisa Jadi Salah Stimulasinya

Khade
● online
Hello, my name is Khade
just now
Can I help you?
just now