Bayangin sejenak. Kamu sedang duduk di ruang tamu, anak kamu duduk di ujung sofa yang berbeda. Kamu sibuk dengan ponsel, sementara anak kamu sibuk dengan mainannya. Tidak ada percakapan. Tidak ada tanya jawab. Hanya keheningan yang terasa berat.
Tahukah kamu? Adegan seperti itu bisa jadi awal dari anak yang pendiam seumur hidup.
Bukan berarti anak kamu memang pendiam sejak lahir. Tapi karena jarang diajak ngobrol, dia belajar bahwa dunia luar itu tempat yang nggak ramah untuk berbicara. Dia mulai menutup mulut, menahan pertanyaan, dan menyimpan semua perasaannya sendiri.
Komunikasi bukan cuma soal ngobrol. Itu adalah jembatan emosional antara anak dan orang tua. Saat anak diajak ngobrol, mereka belajar:
Tanpa komunikasi yang baik, anak bisa tumbuh dengan rasa tidak aman. Mereka jadi ragu untuk berbagi masalah, curhat ketika sedih, atau minta bantuan ketika butuh.
Coba perhatikan, apakah anak kamu menunjukkan tanda-tanda ini?
1. Sering diam saat diajak ngobrol Anak hanya mengangguk atau menjawab singkat. Bahkan ketika ditanya hal yang mereka sukai, jawabannya tetap pendek.
2. Jarang bertanya Anak yang sehat secara komunikasi pasti penuh pertanyaan. Kalau anak kamu jarang bertanya, bisa jadi dia sudah belajar bahwa pertanyaannya tidak penting.
3. Lebih suka sendiri Bukan berarti anak introvert, tapi mereka memilih isolasi karena merasa tidak ada yang mau mendengarkan.
4. Emosi terpendam Anak tidak tahu cara menyampaikan perasaan. Jadi ketika sedih, marah, atau senang, mereka hanya menunjukkannya lewat perilaku, bukan kata-kata.
Sebelum menyalahkan diri sendiri, penting untuk memahami kenapa kita sebagai orang tua sering lupa mengajak anak ngobrol:
1. Terlalu sibuk Kerjaan, urusan rumah tangga, dan kesibukan lain membuat kita lupa bahwa anak butuh waktu ngobrol.
2. Ngira anak masih kecil Padahal anak usia 2 tahun pun sudah bisa diajak ngobrol sederhana tentang apa yang mereka lihat atau rasakan.
3. Tidak tahu mau ngomong apa Kita sering bingung mulai dari mana. Padahal ngobrol itu nggak harus soal hal besar.
4. Takut anak nggak mau ngobrol Ironisnya, karena takut anak nggak mau ngobrol, akhirnya kita justru nggak pernah mencoba.
Tenang, nggak perlu jadi pembicara handal buat mulai ngobrol dengan anak. Yang penting adalah konsistensi dan ketulusan. Ini beberapa cara yang bisa kamu coba:
Waktu makan bisa jadi momentum bagus untuk ngobrol santai. Tanya hal-hal sederhana:
Perjalanan ke sekolah atau ke pasar bisa jadi waktu ngobrol yang menyenangkan. Anak cenderung lebih terbuka saat tidak harus kontak mata langsung.
Sepuluh menit sebelum tidur, ajak anak bercerita tentang hari mereka. Ini bisa jadi rutinitas yang bikin anak merasa dicari dan diperhatikan.
Anak-anak punya dunia imajinasi yang luar biasa. Tanya:
Jangan buat ngobrol jadi sesuatu yang formal. Lakukan secara alami, seperti bagian dari kehidupan sehari-hari.
Ketika anak mulai ngomong, hentikan apa yang sedang kamu lakukan. Beri perhatian penuh. Anak butuh merasa bahwa apa yang mereka katakan penting.
Kalau anak curhat masalah, jangan langsung kasih solusi. Tanya dulu:
Jangan langsung bilang “kamu salah” atau “itu nggak sopan”. Gantilah dengan:
Alih-alih bertanya “Kamu senang hari ini?”, tanyalah “Ceritain hari kamu hari ini!”
Kalau anak lagi mood ngobrol, manfaatkan kesempatan itu. Tapi kalau dia lagi pendiam, jangan dipaksa.
Anak yang baru belajar ngomong pasti banyak salah. Tapi kalau terlalu sering dikoreksi, mereka jadi takut salah dan akhirnya nggak mau ngomong lagi.
“Kenapa kamu nggak bisa kayak sepupumu yang pandai ngomong?” Kalimat seperti ini bisa bikin anak insecure.
Ngobrol sambil main hp atau sibuk masak bisa bikin anak merasa nggak penting.
Ngobrol nggak harus soal hal penting terus. Anak juga butuh ngobrol yang menyenangkan dan ringan.
Ini contoh percakapan antara ibu dan anak usia 6 tahun:
Anak: “Bu, aku pengen punya teman baru.” Ibu: “Oh, kenapa?” Anak: “Karena temenku sekarang kadang nggak mau main sama aku.” Ibu: “Wah, kamu pasti sedih ya? Terus kamu ngapain?” Anak: “Aku cuma diam aja.” Ibu: “Kalau kamu bisa ngomong ke dia, kamu mau bilang apa?” Anak: “Aku mau bilang kalau aku temenan aja, nggak marah.”
Lihat bagaimana percakapan itu mengalir secara alami? Ibu tidak langsung kasih solusi, tapi menggali perasaan anak dulu.
Kalau setelah beberapa minggu kamu sudah mencoba berbagai cara tapi anak masih sangat pendiam, mungkin perlu konsultasi dengan ahli. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
Komunikasi dengan anak itu seperti menanam pohon. Butuh waktu, kesabaran, dan perawatan yang konsisten. Anak yang jarang diajak ngobrol bukan berarti memang pendiam, tapi mungkin mereka belum merasa aman untuk berbicara.
Mulailah dari hal kecil. Tanya tentang hari mereka. Dengarkan dengan tulus. Tunjukkan bahwa kamu peduli dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
Karena ketika anak merasa didengarkan, mereka akan belajar bahwa suara mereka penting. Dan itu adalah modal awal yang luar biasa untuk tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Jadi, mulai malam ini, coba ajak anak kamu ngobrol. Tanya tentang hari mereka. Dengarkan dengan tulus. Karena setiap kata yang mereka ucapkan adalah langkah awal untuk menjadi pribadi yang lebih terbuka dan percaya diri.
Jangan lupa follow instagram.com/khadekids untuk tips pengasuhan anak lainnya yang bikin kamu dan anak makin dekat!
Leave a Comment